Pohon Yang Baik Atau Pohon Yang Tidak Baik?

Tuesday, 03 September 2013

Tobing.or.id, ''Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga.'' (Matius 7:21)

Perkembangan kekristenan yang begitu pesat tidak hanya mengakibatkan menjamurnya bangunan gereja, tetapi juga tampak dari banyaknya denominasi gereja. Seiring dengan itu, perkembangan ini menampakkan beragamnya ajaran dan metode pelayanan. Sebagian dari antara kita mungkin merasa bahwa gereja yang dipenuhi Roh Kudus pastilah gereja yang ditandai dengan pengusiran setan, nubuat dan mujizat. Gereja yang benar harus ada mujizatnya. Pemikiran ini memiliki kecenderungan untuk menstigma buruk gereja-gereja lain.

Esensi utama dari kehidupan Kristiani sama sekali tidak ditunjukkan melalui pengusiran setan, nubuat dan mujizat, meskipun ketiganya berperan dalam pemberitaan kita. Yesus sendiri melakukan ketiga hal ini dan memberi kuasa kepada para murid untuk melakukan hal yang sama (bnd. Markus 3:15). Dalam teks firman Tuhan hari ini, Yesus, Tuhan kita, sedang berbicara tentang kewaspadaan terhadap nabi-nabi palsu. Nabi-nabi palsu ini kataNya datang kepada kita dengan menyamar seperti domba, padahal sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Mereka memang melakukan nubuat demi nama Tuhan, mengusir setan dan mengadakan mujizat demi namaNya, tetapi ternyata jahat. Itu sebabnya, Yesus mengajarkan bahwa bukan mereka yang berseru kepada Tuhan dan melakukan pekerjaan dahsyat demi nama Tuhan, bukan mereka yang akan diselamatkan (ay. 22). Malah mereka ini akan diusir dari hadapan Tuhan kelak. Tentu bukan karena melakukan mujizat. Tetapi karena hidup mereka tidak sesuai dengan kehendak Allah. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, tetapi sebaliknya pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik. Jadi, dari mana kita mengetahui bahwa mereka adalah nabi-nabi palsu? Dari buahnya. Jika dari cara hidupnya dapat dilihat bahwa mereka memperlihatkan kehidupan yang melakukan kehendak Allah. Jika dalam hidupnya mereka mengagungkan Tuhan, bukan diri mereka sendiri. Jika fokus hidup mereka adalah Tuhan, bukan kepentingan diri sendiri demi ketenaran, kekayaan dan kuasa.

Tentu saja, pengusiran setan, nubuat dan mujizat tidaklah salah. Justru, melalui firman Tuhan ini kita diingatkan tentang duahal:
Pertama, bahwa kita harus waspada terhadap segala nabi-nabi palsu yang mengadakan tanda-tanda hebat tetapi sesungguhnya sedang mengelabui mata kita demi kejahatan mereka.
Kedua, bahwa kita perlu mengoreksi diri, apakah kita menghasilkan buah-buah yang baik dalam kehidupan kita? Atau kita hanya sebatas menjadi orang yang beribadah sebatas ritual, namun tidak disertai perubahan hidup dan perbuatan-perbuatan baik. Tetapi yang benar, mari melakukan ibadah yang sejati sehingga melaluinya nama Tuhan dipermuliakan. Amin.

Esensi utama dari kehidupan beriman bukanlah tanda-tanda mujizat, tetapi pemberlakuan kehendak Allah secara murni.