Jangan Menunda

Wednesday, 11 September 2013

Tobing.or.id, Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. (1 Timotius 1:16)

Tentu saja tidak ada yang bisa mengetahui hari esok. Kita tidak bisa menjangkau masa yang akan datang. Kekinian kita hanya bisa menjangkau kekinian, bukan keakanan. Karena itu, agak aneh, dan memang aneh, kalau ada orang yang mengatakan ah, besok-besok sajalah ke gereja. Atau nantilah setelah tua, baru bertobat. Ini masa muda, masanya senang-senang. Mengapa aneh? Sekali lagi, karena kita tidak tahu hari esok. Kita tidak mengetahui apakah kita akan memiliki waktu esok atau tidak. Sehingga ketika ada orang yang meninggal, tak jarang orang berkata saya terkejut akan kematiannya, karena kemarin itu dia sangat sehat, malah kami masih bisa bermain catur bersama.

Begitulah maksud Paulus dalam teks ini. Dia sendiri awalnya adalah seorang penganiaya orang Kristen. Dia pergi dari satu kota ke kota lain untuk menangkap orang Kristen. Penganiayaan ini membuatnya merasa bahwa dia adalah orang yang paling berdosa. Tapi kini, setelah pertobatannya, dia merenungkan bahwa masa lalunya yang kelam itu adalah masa kesabaran Tuhan Yesus. Tuhan Yesus bukannya tidak punya otoritas untuk mencabut nyawanya, tetapi Dia tidak melakukannya. Dia bersabar kepada Paulus (Saulus) sampai dia kembali. Bagi Paulus, ini adalah bukti pengasihan Tuhan Yesus akan dirinya. Walaupun dia menganiaya orang Kristen, tapi Tuhan Yesus mengasihani dia. Bahkan, pertobatan Paulus ini telah menjadi contoh bagi mereka yang di kemudian hari percaya kepada Allah dan mendapat hidup kekal. Paulus menjadi contoh bagi penganiaya kekristenan yang lain agar menjadi pengikut Kristus yang setia.

Petrus sendiri mengakui bahwa masa ini, seperti Paulus, adalah masa kesabaran Allah untuk menuntun kita kepada keselamatan (2 Ptr. 3:15). Masa ini adalah masa kesempatan. Jadi, karena kita tidak mengetahui hari esok, tidak mengetahui kapan masa kematian kita, karena itulah kita harus meraih kesempatan itu sekarang. Kesempatan untuk apa? Kesempatan untuk bertobat. Di dalam masa kesabaran Allah ini, seberapa berdosanya pun kita, kita ditunggu untuk bertobat. Tuhan tidak menghendaki kesabarannya berlalu dengan kesia-siaan dengan kematian orang-orang berdosa. Karena itu, jika kita hari ini merasakan bahwa kita adalah orang-orang berdosa, kita sebaiknya mengambil waktu ini, dengan tanpa menunda-nunda, untuk datang kepada Tuhan di dalam pertobatan. Pertobatan yang kita lakukan tidak cukup hanya sekali saja. Tetapi pertobatan yang terus menerus. Sebagaimana kita secara terus-menerus mengucap syukur, maka sebanyak itu pulalah kita tetap bertobat.Amin.

Pakailah waktu kesabaran Allah ini untuk bertobat.