Mozart Tak Membuat Anda Lebih Pintar

Monday, 16 April 2007

Tobing.or.id, Suka mendengarkan alunan musik klasik Mozart? Nikmati saja, tapi jangan berharap menjadi lebih pintar karena Anda rajin mendengarkannya. Namun, berharap anak Anda lebih cerdas dengan memberinya latihan musik perlu dipertimbangkan meski pengaruhnya masih perlu diteliti lebih lanjut.

Demikian kesimpulan hasil penelitian yang dirilis Kementrian Riset Jerman, minggu lalu. Kesimpulan ini merupakan hasil analisis terhadap data-data ilmiah dari berbagai literatur penelitian yang menghubungkan musik dan kecerdasan. Tim peneliti yang terdiri dari 9 orang pakar dari bidang neurosains, psikologi, pendidikan, dan filsafat dilibatkan untuk meninjau jurnal-jurnal penelitian dengan topik tersebut.

Pemerintah Jerman merasa penting untuk mendanai studi tersebut karena menerima banyak sekali permohonan dana untuk proposal penelitian yang meneliti hubungan musik dengan kecerdasan namun sulit dinilai tingkat kebenarannya. "Kami melihat seluruh literatur untuk mencari celah yang masih bisa dipertanyakan," ujar Ralph Schumacher, seorang ahli filsafat di Universitas Humboldt Berlin Jerman yang juga mahir bermain piano.

Popularitas musik sebagai pendorong kecerdasan mulai marak sejak jurnal ilmiah Nature melaporkan hasil penelitian psikolog Frances Rauscher dan koleganya dari Universitas California, Irvine, AS pada tahun 1993. Mereka menyatakan seseorang mengalami peningkatan kecerdasan dalam hal daya pandang ruang, seperti mengenali bentuk dan melipat kertas, setelah mendengar musik Mozart selama 10 menit.

Temuan yang dikenal dengan Efek Mozart ini sontak menjadi alat marketing yang ampuh di industri musik maupun kesehatan. Sayangnya pemanfaatan tersebut dieksploitasi berlebihan sehingga sulit dibedakan antara efek mendengarkan musik dengan berlatih musik yang diangkat dalam berbagai iklan komersial. Bahkan, sampai beredar kompilasi musik Mozart untuk merangsang perkembangan otak anak. Maka para peneliti melihat ke semua literatur untuk menemukan gambaran yang cermat dan objektif.

Mereka menemukan, kebanyakan hasil penelitian tentang pengaruh mendengarkan musik-musik gubahan Mozart, yang dikumpulkan dalam Mozart Requiem, terhadap kecerdasan tidak terbukti konsisten atau efeknya hanya terasa tidak lebih dari 20 menit. Selain itu, pengaruh seperti ini tidak hanya ditemukan pada orang yang berlatih musik Mozart saja, tapi juga musik-musik lainnya atau mendengarkan dongeng.

Tim peneliti juga menumbangkan klaim bahwa berlatih musik dapat meningkatkan kecerdasan. Mereka menyatakan, kebanyakan hasil penelitian yang selama ini dipublikasikan terlalu lemah dan tidak dapat menjelaskan pengaruhnya dalam jangka panjang.

"Namun, satu atau dua penelitian yang cukup besar dan cermat berhasil menunjukkan efek yang cukup signifikan terhadap IQ karena mampu memperlihatkannya selama bertahun-tahun," ujar Schumacher. Namun, andaikata efek latihan musik terbukti, hal tersebut tetap tidak akan membuat anak Anda menjadi jenius.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan penelitian-penelitian terbaru dapat mengungkapnya secara lebih jelas. "Bagian yang paling menarik adalah menggali bagaimana pengaruhnya, dan jika ada, selanjutnya bagaimana cara kerjanya di otak," tandas Schumacher.